Nama : Hendra Eka Rusmedia
NPM : 23210207
Kelas : 3EB22
Tugas 2
Bahasa Indonesia 2 #
Jelaskan dengan contoh penalaran induktif
PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan
atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam
besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan
bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika
dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun
berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Contoh penalaran induktif
adalah :
kerbau punya
mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya mata.
penalaran
induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis
yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik.
Induktif terbagi
3 macam,yaitu:
A. Generalisasi
Pada
generalisasi tersebut,peristiwa yang kita kemukakan harus memadai agar yang
kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya suatu kebenarannya.
Generalisasi adalah proses berpikir
yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus.
Jenis-jenis penalaran induktif adalah :
Contoh:
Ade adalah tentara yang mempunyai
tubuh gagah
Bari adalah tentara yang mempunyai
tubuh gagah
Generalisasi: semua tentara
mempunyai tubuh gagah
Generalisasi
mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,
generalisasi dibuktikan dengan fakta.Generalisasi adalah suatu proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang
mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
1.Generalisasi
Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki semua,
Contoh:
-Semua bulan masehi mempunyai
hari tidak lebih dari 31 hari.
2.Generalisasi tidak sempurna adalah merupakan generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki.
Contoh:
-Setelah kita menyelidiki
sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong
-Prosedur pengujian
generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi
juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan
yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
1. Loncatan
Induktif
Generalisasi
yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta
yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta
tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili
seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : Sisa
suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main
bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.
2. Tanpa Loncatan
Induktif
Sebuah
generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,
sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang
Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh: Rika
suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain
sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan
bola.
B. Analogi
Dalam analogi,
kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan
persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat
didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari
penalaran secara analogi yakni ;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh : Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
C. Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Dengan
menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan
yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari
fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar
masalah yaitu sebagai berikut:
1) Sebab akibat
Sebab akibat ini
berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan
B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab
kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini,
diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu
akibat yang nyata.
2) Akibat sebab
Akibat sebab ini
dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen.
Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka
simpulan.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
* Para atlet memiliki latihan fisik
yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan
tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat.
Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan
musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus
memiliki fisik dan mental yang kuat.
*Ketika pulang
dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung
menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus
itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar