Nama :
Hendra Eka Rusmedia
NPM
: 23210207
Kelas
: 4EB22
Tugas 2
Akuntansi
Internasional #
*Perkembangan
dan Klasifikasi Akuntansi Internasional*
Perkembangan
Seiring perkembangan dunia,
kesadaran akan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi secara
global, beberapa ahli berpendapat bahwa terdapat perbedaan pola perilaku
akuntansi yang diterapkan di setiap negara. Oleh sebab itu penting untuk
menentukan klasifikasi untuk mengetahui dan mengidentifikasi perbedaan dan
kesamaan sistem akuntansi suatu negara. Klasifikasi akuntansi dan sistem
pelaporan yang dipengaruhi oleh masalah ekonomi dan politik, sistem hukum,
perlu dilakukan agar mampu menganalisis dan meprediksi perkembangan sistem
akuntansi.
Pemahaman sistem akuntansi yang baik pada suatu negara adalah dengan
melihat faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangannya. Akuntansi
berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Faktor yang mempengaruhi
perbedaan yaitu lingkungan, lingkungan budaya, ekonomi, hukum dan politik yang
berbeda-beda sehingga menghasilkan sistem akuntansi yang berbeda.
Akuntansi telah memperluas ruang lingkupnya terhadap konsultasi
manajemen dan menggabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam
sistem dan prosedurnya.
Tujuan pengklasifikasian:
1. Membantu
mengetahui sejauh mana suatu sistem memiliki kesamaan dan perbedaan
2.
Bentuk-bentuk perkembangan sistem akuntansi suatu negara dibandingkan
dengan yang lain serta kemungkinan untuk berubah
3. Alasan
mengapa suatu sistem mempunyai pengaruh dominan dibandingkan dengan yang lain
Pengklasifikasian tersebut seharusnya juga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan untuk menilai prospek dan problem dalam masalah
harmonisasi internasional. Dengan kata lain, tujuan klasifikasi untuk
mengelompokkan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya dan
hal ini mengungkapkan struktur dasar di mana anggota kelompok memiliki kesamaan
dan yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam. Dengan begitu,
pemahaman mengenai sistem akuntansi akan menjadi lebih baik.
Perkembangan
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan
dalam perkembangan akuntansi:
1. Sumber Pendanaan
Amerika dan Inggris memiliki pasar ekuitas yang kuat,
akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan
dan dirancang untuk membantu investor dalam menganalisis arus kas masa depan
dan resiko terkait, sedangkan sistem berbasis kredit memiliki fokus atas
perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Sedangkan
di Jepang dan Swiss menganggap pengungkapan public secara luas dianggap tidak
perlu karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa
saja yang diinginkan.
2. Sistem Hukum
Di dunia barat mengenal dua orientasi dasar, hukum
kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Hukum kode utamanya diambil dari hukum
Romawi dan Kode Napoleon. Di negara-negara hukum nasional dan cenderung sangat
lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas
dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam
kode yang lengkap dan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif
karena ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta.
3. Perpajakan
Di Jerman dan Swedia, peraturan pajak secara efektif
menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan
beban dalam akun untuk diklaim guna keperluan pajak. Sedangkan di Belanda
berbeda, laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang
disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Contoh di Amerika
yang menetapkan penilaian persediaan menurut “masuk terakhir keluar pertama”
(last in first out).
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Sistem pencatatan berpasangan (double entry) yang
berawal di Italia pada tahun 1400-an dan menyebar di Eropa bersamaan dengan
gagasan-gagasan pembaruan (renaissance) lainnya. Inggris mengekspor akuntan dan
konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaanya, penduduk Jerman saat PD II
menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika memaksa rezim pengatur
akuntansi bergaya AS di Jepang setelah PD II. Banyak negara berkembang
menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, entah karena
dipaksa (seperti India) atau karena pilihan sendiri (seperti negara-negara
Eropa Timur).
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya
historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk
menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan. Israel, Meksiko dan
beberapa negara Amerika selatan menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena
berpengaruh dengan hiperinflasi.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang
dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang
sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7. Tingkat Pendidikan
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit akan
menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan
mengenai risiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh
pihak yang berkompeten.
8. Budaya
Budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi
oleh suatu masyarakat. Variabel budaya mendasari pengaturan kelembagaan di
suatu negara.
Klasifikasi
Klasifikasi akuntansi internasional
dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu dengan pertimbangan dan secara empiris.
Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan
pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk
mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
Empat Pendekatan Terhadap Perkembangan
Akuntansi
Klasifikasi awal yang dilakukan
adalah yang diusulkan oleh Mueller pada pertengahan tahun 1960-an, yang mengidentifikasikan
empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan
sistem ekonomi berorientasi pasar:
1.
Berdasarkan Pendekatan Makro Ekonomi
Berdasarkan pendekatan ini, praktik
akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makro ekonomi
nasional. Misal, untuk mendorong perkembangan industry tertentu, suatu negara
dapat mengijinkan penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada beberapa
industry tersebut, contoh negara Swedia.
2.
Berdasarkan Pendekatan Mikro Ekonomi
Pada pendekatan ini, akuntansi
berkembang dari prinsip-prinsip mikro ekonomi. Fokusnya terletak pada
perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup dengan
mempertahankan modal fisik yang dimiliki dan memisahkan secara jelas modal dari
laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas usaha, contohnya negara
Belanda.
3.
Bedasarkan Pendekatan Independen
Berdasarkan pendekatan ini, akuntansi
berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan
dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi
jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan
bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi, contohnya negara Inggris dan
Amerika Serikat.
4.
Berdasarkan Pendekatan yang Seragam
Pada pendekatan ini, akuntansi
distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh
pemerintah pusat. Keseragamaan dalam pengukuran, pengungkapan dan penyajian
akan memudahkan perancangan pemerintah, otoritas pajak dan bahkan manajer untuk
menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis dan
pendekatan ini digunakan di negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang
besar dalam perencanaan ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk
mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengunpulkan pajak dan
mengendalikan harga, contohnya adalah negara Perancis
*Pelaporan
dan Pengungkapan Akuntansi Internasional*
Perkembangan pengungkapan
Perkembangan sistem
pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan
praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum,
ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan,
budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan nasional
dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan
dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika
lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan
cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan
terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan
yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan
nilai pemegang saham yang meningkat.
Di kebanyakan
negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang
berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank
(dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan
perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak
informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi
menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi
mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam
laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah
proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan
akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan
sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat
menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.
Sejumlah aturan,
seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga
(seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi
mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi
dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan
pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para
pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa efek dan badan
regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan
saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama
dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang
diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan
kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara
tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan
antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan terhadap
pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara
Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan
perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat.
Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian
di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading
(perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang
lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
Praktik Pelaporan dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan
sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan
perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar
aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian
dipusatkan pada:
1. Pengungkapan informasi yang melihat
masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
(a) ramalan pendapatan, laba rugi, laba
rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
(b) informasi prospektif mengenai
kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila
dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
(c) laporan rencana manajemen dan tujuan
operasi di masa depan.
Kebanyakan perusahaan di masing-masing
negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen.
Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling
rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika
Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan
laba dan penjualan.
2. Pengungkapan segmen
Permintaan investor dan analis akan
informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong
signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika
secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh
lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini
membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik
bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan
perusahaan.
3. Laporan arus kas dan arus dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika
Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian
laporan arus kas.
4. Pengungkapan tanggung jawab sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk
menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok,
pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.
Informasi mengenai kesejahteraan
karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang
permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan
pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan
tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor
karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan
produktivitas perusahaan.
5. Pengungkapan khusus bagi para
pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang
digunakan
Laporan keuangan dapat berisi
pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan
nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :
1. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan”
informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik
2. Penyajian ulang hasil dan posisi
keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
3. Satu set lengkap laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa
pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan
dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
Banyak perusahaan di negara-negara yang
tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan
penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa
Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan
standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik
(khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik
maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan
berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan
mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di
antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk
mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain
meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan,
pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan.
Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator,
investor dan analis.
*Konvergensi Akuntansi*
Konvergensi standar
akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat standar
sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri
yang disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS).
Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat
adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat
ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan
IFRS.
Indonesia melakukan
konvergensi IFRS ini karena Indonesia (diwakili Presiden SBY) sudah memiliki
komitmen dalam kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan tersebut
adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan
keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti
meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan
(saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan
IFRS). Konvergensi ini seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun
karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa
konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk
mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya
tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal
ini dikarenakan World Bank menganggap investasi di Indonesia masih berisiko
karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan
Indonesia (belum IFRS).
*Eksposure
dan Akuntansi Valas*
Transaksi Valas (Valuta
asing) menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya
perubahan kurs. Eksposur valas yaitu aksposur transaksi, eksposur translasi,
dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus diplaporkan pada
laporan keuangan.
Pasar Valas dan Kurs Pasar valas
merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan
valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas
diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di
seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling
bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu
eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward market. Spot
market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan.
Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan
untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis.
Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk
penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs
sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward rate) disebut premi
(premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan kurs sekarang, dan
disebut dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari
banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi
para manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan mengmbil langkah-langkah
yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis
internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
Eksposur Valas Eksposur valas
merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas,
dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur
valas secara konvensional diklasifikasi menjadi 3 tipe:
Eksposur translasi atau
eksposur akuntansi Merupakan potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih
perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh
fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya.
Tujuan utama translasi adalah untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian,
translasi juga membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi
dimanapun dengan mengubah angka-angka laporan ke dalam sebuah valuta umum (
yaitu valuta perusahaan induk).
Eksposure transaksi
Berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual yang dinyatakan dala valas
terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut.
Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi-transaksi berikut: a. Membeli
atau menjual barang secara kredit b. Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas
c. Terikat kontrak untuk membeli/menjual valas pada tanggal tertentu di masa
mendatang d. Transaksi lain untuk mendapatkan asset atau utang yang dinyatakan
dalam valas.
Eksposur
ekonomi/operasi Menaksir dampak perubahan kurs di masa mendatang terhadap
operasi perusahaan dan posisi kompetitifnya terhadap perusahaan-perusahaan
lain. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang
dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai
perusahaan tersebut terhadap perubahan kurs yang tidak diduga. Eksposur ini
bersifat subyektif karena adanya ketidakpastian yang lebih besar dari
variabel-variabel ekonomi dalam jangka panjang.
Akuntansi Untuk Fluktuasi Kurs
Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global menghadapi resiko terjadinya laba
atau rugi dari fluktuasi kurs. Tetapi untuk memahi hal tersebut ada manfaat
untuk membedakan antara transaksi asing dan transaksi valas karena tidak semua
transaksi asing dinyatakan dalam valas, sehingga tidak setiap transaksi asing
merupakan transaksi valas. Penting untuk dipahami bahwa terdapat perbedaan
atara laba dan rugi transaksi dan laba dan rugi translasi. Laba dan rugi
transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan. Dibandingkan dengan
jumlah rupiah yang diterima seandainya dibayar tunai, jumlah tersebut dapat
sama besar, lebih besar atau lebih kecil. Potensi inilah yang disebut eksposur
transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap laba dan rugi transaksi valas yaitu
laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan hasil usaha dan
mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba dan rugi transaksi tersebut.
Akuntansi Transaksi
Valas Dalam transaksi valas salah satu isu akuntansinya adalah bagaimana transaksi tersebut harus
dicatat dalam melaporkan valuta pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat
penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi harus
dicatat dengan menggunakan kurs pada tanggal
transaksi( spot exchange rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada 2 lagi
isu akuntansi yang muncul, salah satunya adalah bagaimana melaporkan
penyesuaian kurs pada tanggal pelaporan keuangan. Ada 2 pandangan mengenai
apakah transaksi harus dianggap sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah
transaksi :
Pendekatan Transaksi
Tunggal Pandangan yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu transaksi ekonomi
yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan pelunasan utang
atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian esensial dari
transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
Pendekatan Transaksi
Ganda Dalam pendekatan ini utang dan piutang dianggap sebgai sebuah transaksi
kedua yang berbeda atau terpisah dari transaksi asli yang berupa pembelian atau
penjualan barang atau jasa. Dalam pendekatan ini manajemen tidak dapat
memperkirakan besarnya kurs pada tanggal penyelesaian transaksi.
Akuntansi Translasi
Valas Pada transaksi kredit menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan
perubahan kurs, antara kurs pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal
penyelesaian. Ada 2 pendapat mengenai hal ini: – pendapat pertama dilakukan
penyesuaian. Alasannya : laporan keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan
pada tanggal transaksi atau tanggal penyesuaian. – Pendapat kedua, tidak
dilakukan penyesuaian, kurs tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti
halnya dengan kurs pada tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak
direalisasi akan berubah menjadi kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal
penyelesaian.
Sumber :