Kamis, 28 April 2011

Tugas 3 Perekonomian Indonesia ( Distribusi Pendapatan Dan Kemiskinan Provinsi Sumatera Barat )

Distribusi pendapatan provinsi sumatera barat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan distribusi pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat di Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini juga untuk mengetahui pengaruh pendapatan per kapita terhadap distribusi pendapatan dan tingkat kesejahteraan di daerah Propinsi Sumatera Barat.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data PDRB per kapita, pengeluaran rumah tangga, angka harapan hidup, angka kematian bayi dan angka melek huruf. Data bersumber dari BPS dan Bappeda Sumatera Barat serta dari BPS Jakarta (data susenas) dari tahun 1996-2000.

Dari hasil analisis diketahui bahwa tingkat distribusi pendapatan yang menggunakan analisis indeks Gini di Propinsi Sumatera Barat adalah 0,30 yang menunjukkan bahwa pembagian pendapatan yang relatif merata sedangkan indeks Gini terendah adalah Kabupaten Pesisir Selatan yaitu 0,23 dan indeks Gini tertinggi berada pada Kabupaten Padang Pariaman 0,31. Tingkat Kesejahteraan diukur dengan indeks mutu hidup atau indeks PQLI Physical Quality Life Index. Hasil analisis menunjukkan tingkat kesejahteraan di Propinsi Sumatera Barat mempunyai kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, yang berarti perkembangan tingkat kesejahteraan yang bertambah tinggi dan terjadinya peningkatan mutu hidup masyarakat. Peningkatan pendapatan per kapita mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap angka harapan hidup, peningkatan pendapatan per kapita akan menurunkan angka kematian bayi dan terhadap distribusi pendapatan pengaruhnya adalah negatif dan signifikan sedangkan pendapatan per kapita tidak perpengaruh pada angka melek huruf.



Distribusi kemiskinan provinsi sumatera barat


Berbagai pendekatan untuk estimasi distribusi pengeluaran digunakan oleh para ahli baik yang bersifat parametrik maupun non parametrik. Pendekatan parametrik dilakukan dengan menghubungkan distribusi pengeluaran dengan distribusi parametrik tertentu seperti distribusi lognormal, beta, gamma maupun dagum (misalnya dalam Lin, 2003, Kleiber, 2003 serta Bandourian, McDonald dan Turley, 2002). Pendekatan parametrik kurang fleksibel menyesuaikan dengan pola data hasil survei yang mungkin saja tidak mirip sama sekali dengan distribusi formal yang ada. Karena itu, pendekatan nonparametrik menjadi alternatif pilihan dalam estimasi distribusi pengeluaran. Pendekatan nonparametrik yang paling luas penggunaannya dalam estimasi distribusi pengeluaran adalah pendekatan densitas kernel (sebagai contoh, Pittau dan Zelli, 2002; Zhu, 2005; Minoiu, 2006 dan Basile, 2007). BPS dalam melakukan analisis kemiskinan berdasarkan data pengeluaran per kapita hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2002 dan 2005) tidakmempertimbangkan distribusi statistiknya. Sehingga perlu alternatif analisis yaitu dengan mengestimasi distribusi pengeluaran yang dihasilkan dari survei rumahtangga dengan menggunakan pendekatan densitas kernel adaptif. Hasilnya adalah pendekatan fungsi densitas kernel adaptif mempunyai nilai MSE (Mean Square Error) yang lebih kecil dibandingkan dengan pendekatan distribusi parametrik Lognormal, Lognormal 3-Parameter, Loglogistik, dan Loglogistik 3- Parameter. Hasil estimasi menggunakan fungsi densitas kernel adaptif untuk analisis kemiskinan di Propinsi Sumatera Barat