KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI KRISIS KEUANGAN GLOBAL
Dampak krisis keuangan global kini telah menghantui hampir semua negara. Semula mungkin tidak terbayang, bagaimana mungkin masalah kredit macet di negara Amerika Serikat bisa berdampak pada negara-negara lain yang tidak berdosa. Tapi itulah yang terjadi. Sebagai dampak dari ekonomi liberal yang dianut kebanyakan negara, termasuk Indonesia, kini krisis ekonomi yang bermula datang dari Amerika Serikat, telah merembet ke negara-negara di Eropah, Asia, Afrika, dan lain-lain.
Kerjasama internasional tentunya tidak akan berhenti dalam pembahasan di Washington saja. Setelah itu Presiden Yudhoyono akan menghadiri pertemuan APEC di Peru, pada tanggal 23-24 November 2008. Selain masalah kerjasama antar negara dan bilateral sesama anggota negara APEC, juga akan dibahas kelanjutan upaya kerjasama internasional dalam mengatasi krisis keuangan global, yang sebelumnya telah disepakati di Beijing dan Washington.
Kehadiran Presiden Yudhoyono, baik di Washington maupun di Peru, tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi, tidak hanya kepada dunia internasional, tapi juga penguatan daya tahan bangsa Indonesia menghadapi krisis keuangan global tersebut. Langkah dan kebijakan pemerintah dalam mengatasi krisis keuangan global banyak diapresiasi negara lain. Kegesitan Presiden Yudhoyono dalam memimpin Rapat Kabinet Paripurna pada tanggal 6 Oktober 2008 dengan melibatkan para Menteri, KADIN, pengamat ekonomi, dan pemangku kepetingan lainnya, berhasil meredam dampak yang lebih luas dari krisis keuangan global tersebut di dalam negeri.